Cara menanam melon yang benar sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya melon itu sendiri . Mulai dari pemilihan lokasi, jenis bibit, pupuk, penanganan hama dan penyakit, umur panen, hingga penanganan pasca panen, semuanya harus tepat.
Pemilihan lokasi Menanam melon
Melon dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Menurut Yan Wahyu dan Final Prajnanta, keduanya pakar melon, ketinggian yang paling ideal adalah 200m. dpl—500m.dpl. Bila ketinggian di bawah 300m.dpl, ukuran buah besar, tetapi kopong (lubang tengah besar). Buah demikian selain tidak tahan lama, rasanya pun kurang manis. Di daerah rendah umur tanaman lebih singkat sehingga pembentukan gula belum maksimal. Di daerah tinggi buah lebih manis, tetapi ukuran lebih kecil. “Untuk tujuan bisnis, ketinggian ideal pada 400m dpl,” paparnya. Pendapat itu terlihat pada melon yang diproduksi Agrindo Citra sa-triakusuma. Perusahaan ini menanam melon di Tarahan, Lampung Selatan yang berjarak 1km dari pantai. Varietas Eagle yang dihasilkan berukuran besar berdiameter sekitar 20cm, dengan berat rata-rata 2,4kg/buah. Setelah dibelah lubang dalam cukup besar. Biasanya melon berdaging tipis daya tahannya rendah. Namun, melon itu hingga 3minggu tetap manis dan berdaging padat. Lokasi penanaman sebaiknya memiliki sumber air. Pasalnya, air salah satu faktor untuk mengatur kualitas buah. Dengan tersedianya air, mudah mengatur pemberian air (meleb atau menggenangi) atau mengeringkan. Selain itu, pilih lokasi
dekat dari jalan raya. Dengan demikian sarana produksi maupun hasil panen mudah diangkut. Lahan yang dipilih bukan bekas penanaman melon, semangka, atau keluarga Cucurbitaceae untuk menghindari penyakit peninggalan. Yan Wahyu lebih menyukai bekas penanaman padi . Sedangkan
Angga menanam di bekas areal kelapa. Ternyata tanah bekas kelapa amat subur. Terbukti melon yang berdaun lebar, dan ukuran buah besar. Menurut H. Anggakusuma, direktur PT Agrindo, buah melon produk petani binaannya di areal lain, buahnya lebih kecil, meski teknik budidaya sama. Lahan terpilih bisa segera diolah dengan membongkar lalu membuat bedengan atau guludan. Tinggi 30cm—50cm dan lebar 90cm—120cm. Antar bedengan dibuat got selebar 40cm—50cm. Panjang bedengan disesuaikan lahan, biasanya 12m—15m. Bedengan kemudian diberi pupuk kandang sebanyak 20ton—24ton, atau sekitar 1,5kg/tanaman. Lalu tambahkan kapur sebanyak 1,5ton atau 100g/tanaman. Liem Ming Hwe, petani di Lumajang memilih memberi Kalmag. Menurut petani andalan itu, kalmag menjamin ketersediaan Mg. Unsur ini amat berperan untuk memaniskan buah. Lain lagi pilihan Yan Wahyu alias Wahyu Nugroho. Ia lebih memilih kompos fermentasi untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Ia biasa menaburkan 2 ton bokashi/ ha. Bedengan kemudian disiram effective microorganism sebanyak 4 botol/ha. Setelah disiram air, ditutup mulsa plastik hitam perak. Pada tanah margin bisa ditambahkan unsur boron atau borate. Unsur ini bukan untuk memaniskan, tetapi untuk membentuk klorofil. Namun karena tanah di Indonesia cukup subur, jarang diberikan boron. Namun bila tanaman menunjukkan gejala daun kerdil, bisa diberikan B. Unsur mikro ini juga baik bagi tanaman yang mengalami luka. Untuk 1 ha diberikan 15kg—20kg. Pilih varietas manis Saat persiapan lahan rampung 75%, lakukan pembibitan. Karena tujuan penanaman menghasilkan melon manis, maka pilih varietas berkadar gula tinggi, 14%—19%. Tingkat kemanisan bisa dilihat pada katalog yang diterbitkan produsen benih. Tentunya bukan hanya faktor kemanisan yang diperhatikan, tetapi juga faktor lain, seperti ukuran buah, lama panen, aroma, ketahanan terhadap penyakit, dan terutama selera pasar.
Pembibitan baik awal kesuksesan bertanam melon
Banyaknya benih yang dipersiapkan bisa dihitung. Pertimbangannya, populasi tanaman 15.000—16.000pohon/ha. Setiap kemasan (10g) berisi 425butir benih. Dengan daya kecambah 90% sehingga diperlukan 6.500benih. Lalu tambah 5%—10% untuk mengantisipasi bibit yang mati sebanyak 750 1.500benih. Sehingga total 17.250—18.000benih atau sebanyak 40pak 42pak benih. Bila dalam pak berisi 100butir, diperlukan 160sachet dan siapkan cadangan 0—16bungkus.
Bibit sehat pada melon
Setelah menentukan varietas, selanjutnya menyemaikan benih. Pekerjaan ini amat penting karena mempengaruhi keberhasilan penanaman. Bila pertumbuhan bibit kurang baik, sulit mengharapkan tanaman tumbuh baik. Oleh karena itu, mutlak menghasilkan bibit yang sehat dan kuat. Benih terlebih dahulu direndam dalam air hangat selama 12 jam. Idealnya direndam pada pukul 18.00. Pada pukul 06.00 keesokan harinya, air rendaman dibuang. Benih kemudian ditebar di atas kertas. Lalu ditutup dengan kapas yang telah dibasahi air. Setelah itu disimpan di oven dengan temperatur 30°C— 31°C selama 24jam. Benih pun siap ditanam di polibag pembibitan. Untuk penyemaian, Liem Ming Hwe menggunakan plastik es. Gulungan plastik ia isi media semai sampai terisi penuh. Setelah itu ia potong-potong dengan panjang 10cm. Plastik pembibitan yang telah bolong dasarnya itu disusun berdiri . Menurut Hwe-Hwe, panggilan akrabnya, bila tidak bolong, pertumbuhan lebih lambat. Namun sehari sebelum pindah tanam, kantong plastik digeser sehingga akar putus. Bibit memang stres, tetapi hanya 1 hari. Setelah didiamkan, bibit sudah pulih dan bisa segera ditanam. Pada akar putus, muncul akar-akar baru lebih banyak. Akar baru ini bisa menyerap hara lebih banyak sehingga tanaman lebih cepat tumbuh. Bibit kemudian diletakkan di bedengan khusus yang ditutupi plastik transparan. Bibit dilatih beradaptasi terkena sinar matahari langsung. Caranya, setiap pagi
sungkup bagian bawah dibuka hingga pukul 10.00. Pada pukul 4.00, plastik disingkapkan kembali. Saat menyingkap, lakukan penyiraman. Pada waktu mulai keluar daun, (3hari) bibit disemprot pestisida Decis, Antracol, dan Dithane, dengan konsentrasi 0,5ml liter air. Plastik bisa dibuka lebih lama. Pada umur 7—8hari atau berdaun sejati 2—3lembar, melon bisa dipindahkan ke lahan.
Penanaman Melon
Sebelum menanam, pada mulsa dibuat lubang selebar 10cm. Alatnya berupa kaleng yang diberi tangkai pemegang. Kaleng kemudian diisi arang membara lalu ditempelkan pada mulsa sehingga menimbulkan lubang. Jarak tanam (lubang) 60cm x 60cm atau 60cm x 70cm. Lubang-lubang tersebut dibuat zigzag. Setelah siap, bibit pun ditanam. Bibit idealnya ditanam pada sore hari untuk menghindari stres akibat sinar matahari. Untuk menghemat waktu pada pagi hari bisa dilakukan asal diiringi penyiraman. Usahakan batang tanaman tidak menyentuh pinggir mulsa agar batang tidak terbakar karena panas. Karena tidak semua tanaman tumbuh baik, lakukan penyulaman, paling lambat satu minggu kemudian. Semakin cepat semakin bagus. Bila tanaman mati karena penyakit, maka tanah tempat tumbuh itu digali dan diganti dengan media baru, lalu siram fungisida.
Pemasangan turus pada Melon
Satu minggu sebelum atau setelah tanam, dipasang ajir atau turus. Bila dilakukan setelah penanaman, akar bisa terputus. Ajir dipasang 15cm—20cm dari tepi bedengan. Guna ajir sebagai tempat merambat percabangan dan kelak tempat menggantung buah. Ajir selalu berpasangan dengan gelagar yang diletakkan mendatar. Ajir dibuat dari bambu dengan panjang 200cm— 225cm, lebar 3,5cm—4cm, dan tebal cm. Penyangga itu boleh dipasang miring dan bersilangan, bisa pula tegak. Gelagar dipasang sebagai penghubung ajir satu dengan lainnya. Bahannya lebih ramping daripada ajir. Panjang ideal 6—7m. Gelagar ini juga sebagai tempat menggantung buah. Pekebun di Malang memasang ajir lebih pendek, hanya 110cm dengan lebar 7cm. Dengan ukuran demikian, bisa dihemat hingga Rp2-juta. Ajir dipasang miring dan bersilangan dengan ajir di depannya. Di atas persilangan dipasang gelagar. Di bawahnya diikatkan tali sebagai tempat merambat tanaman. Setelah melewati gelagar, tanaman akan menjuntai ke seberang. Bagian sebelah kiri menjuntai ke kanan, dan sebaliknya. Tanaman diikat ke ajir dengan tali plastik. Cara pelilitan seperti angka 8 sehingga pertumbuhan batang leluasa. Juga tidak terlalu erat karena dapat melukai batang. Karena tanaman semakin meninggi, lakukan kembali pengikatan.
Pemeliharaan Melon
Aspek pemeliharaan tanaman cukup banyak, meliputi penyiraman, seleksi calon buah, pengikatan buah, pemupukan tambahan, dan penanganan hama dan penyakit. Pada fase vegetatif, penyiraman dilakukan setiap 3hari dengan volume 200cc/tanaman. Sedangkan di daerah yang tersedia sumber air, dilakukan perendaman bedengan atau leb dan menyiram ke batang. Pada minggu ketiga pemberian air dikurangi, hingga 5—7 hari baru disiram untuk merangsang pembungaan. Selama pemeliharaan buah, interval penyiraman 3—4hari. Menurut Hwe-Hwe, bila net mulai terbentuk, penyiraman dikurangi menjadi 5—7hari . Tujuannya menghindari buah pecah. Bila hujan turun, air tidak boleh tergenang di saluran. Sebab kelembapan tinggi menyebabkan jamur menggila. Setelah jaring terbentuk sempurna tanaman disiram kembali setiap 3—4hari. Pada masamasa itu, tanaman tidak diberikan air secara mendadak dengan volume besar. Setiap tunas yang terbentuk di ketiak daun 1 sampai 9 dihilangkan. Sedangakn tunas pada ruas ke-10—14 dipertahankan. Dari tunas itu akan keluar tunas bunga. Secara alami bunga akan menyerbuk sendiri. Namun, bila mendung penyerbukan perlu dibantu. Penyerbukan dilakukan pada pagi hari saat putik masih segar. Lalu oleskan tepung sari ke putik dengan bantuan kuas. Serbukkan sebanyakbanyaknya pada bunga ke 10—14. PT Agrindo melakukannya pada bunga ke-9—13. Bahkan Final dan Yan Wahyu memaparkan bahwa pada daun 13—16 hari buah lebih manis. Konsekuesinya umur tanaman akan lebih panjang sehingga biaya lebih besar. Bila penyerbukan berhasil, bakal buah membesar. Bila gagal, akan menghitam. Ulangi penyerbukan. Setelah berhasil dan membesar, hanya 1 buah yang dipertahankan. Buah akan lebih besar dan rasa lebih manis. PT Agrindo kadang mempertahankan 2 buah bila buah terlihat bagus. Menurut Anggakusuma, ukuran setiap buah masih bisa mencapai 2kg.
Pemangkasan Melon
Pada umumnya tangkai yang dipelihara hanya satu. Namun bila tujuannya menghasilkan melon kecil, maka dipertahankan 2 buah. Ujung cabang tempat buah dipelihara dipangkas dengan menyisakan 1 lembar daun. Sedangkan daun yang dipelihara berkisar 25—30lembar. Ujung tanaman dipangkas (topping). Teknik ini juga dapat menjaga kelembapan tidak tinggi. Sewaktu berukuran sekepal tangan, buah digantung dengan tali rapia ke gelagar. Bila tidak, tanaman tidak mampu menyangga buah yang kian berat. Cara ikat membentuk angka 8 sehingga tidak mencekik tangkai yang terus membesar.
Pemupukan melon
Pemupukan menurut Final Prajnanta dilakukan dengan memberi unsur makro dan mikro berimbang. Pada umur 7hst—24hst pupuk yang diberikan mengandung N lebih tinggi dibandingkan P dan K. Setelah umur 25hst, N dikurangi, sedangkan posfor dan kalium ditambah. Dengan tingginya kal ium maka daya tahan tanaman terhadap penyakit bertambah. Unsur N diberikan dalam bentuk nitrat. Dalam usaha memaniskan buah, tanaman perlu diberi pupuk daun dengan kandungan Magnesium tinggi. Untuk unsur ini petani acap memberikan garam inggris. Namun kini bisa dipenuhi dengan menggunakan Kalmag. Produk baru ini bisa ditemukan di pasaran dengan mereka Kadeco. Menurut Final Prajnanta, Mg berfungsi sebagai bahan pembentuk klorofil. Dengan banyaknya klorofil, fotosintesis dapat berlangsung maksimal. Kebanyakan petani mengabaikan pentingnya Mg sehingga hasilnya tidak maksimal. Mulai umur 20hst, 30hst, 40hst, tanaman diberi unsur mikro. Misalnya Multimicro Pupuk tambahan yang biasa dilakukan Yan Wahyu sebagai berikut. Sedangkan Anggakusuma melakukan pemupukan yaitu NPK sebanyak 400kg/ha, dengan dosis 3kg/200 l air. Setiap tanaman diberikan 200cc. KCl juga diberikan setiap minggu dengan volume 200cc. Pupuk tambahan berupa TNF diberikan dengan dosis 10liter/ ha. KNO3 yang dicampur dengan NPK diberikan pada umur 40hst dan 50hst sebanyak 10g—20g/l dengan volume 200cc. Pupuk itu diberikan secara kocoran. Usahakan merata ke seluruh permukaan akar dan tidak mengenai pangkal batang. Liem Ming Hwe melakukan dua kali pemupukan. Pertama, sewaktu memupuk dasar. Ia memakai pupuk dengan patokan unsur N 2bagian , P 2bagian, K 1bagian. Pupuk itu dilarutkan dalam 200 liter air. Pupuk ini diberikan pada umur 15 hari. Lalu diberikan pupuk kocoran NPK sebanyak 5kg, ZA 3 kg, pupuk Kalmag 2 kg. Setiap pohon diberi 200ml. Pupuk itu diberikan sekitar batang. “Pasti manis,” jaminnya. Untuk tujuan memaniskan bisa dirancang dengan menurunkan pemberian N yang rendah. Sebaliknya pupuk dengan kandungan P, K, dan kalsium ditingkatkan. Dengan K tinggi, menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit. N yang diberikan pun dalam bentuk nitrat. Yang baik yaitu berbentuk kalium nitrat.
Hama dan penyakit Pada Melon
Menurut Final Prajnanta, mengatasi hama dan penyakit faktor utama untuk menghasilkan melon manis. Buah manis tidak akan dihasilkan kalau daunnya gundul. Sebagai buah introduksi, melon cukup didoyani hama dan penyakit. Jarang ada tanaman melon yang daunnya bisa utuh. Padahal daun utuh amat berperan dalam proses fotosintesis. Bila berlangsung baik, buah pun akan manis. Karena itu penyemprotan pestisida sangat perlu dilakukan.