Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran daun, daun dan batang, bunga, serta buah, memang dibuat dua macam pekatan A dan B. Kedua pekatan itu dilarutkan dalam air bersih dengan perbandingan 1:100. Pekatan A dan B tidak dapat langsung dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat CaSO4. Akibatnya unsur Ca dan S tidak dapat diserap akar sehingga tanaman pun menunjukkan gejala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terbentuk endapan kalsium fosfat sehingga akar tak mampu menyerap unsur Ca dan p. Oleh karena itu kedua pekatan itu harus dipisah.
Bagaimana cara meramu pupuk hidroponik?
Pupuk hidroponik berbeda untuk setiap jenis sayuran. Contohnya pupuk untuk sayuran daun berbeda dengan pupuk untuk sayuran buah. Berikut adalah cara meramu pupuk hidroponik untuk sayuran daun.
Pekatan A
Masukkan 950 g kalsium nitrat, 320 g kalium nitrat, dan 30 g Librel BMX, ke jeriken kapasitas 5 liter, lalu tambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 5 liter. Kocok hingga larut. Pekatan A sebanyak 5 liter siap digunakan.
Catatan: Librel BMX adalah pupuk EC, campuran banyak nutrisi mikro, antara lain sebagai berikut:
Tabel Ramuan pupuk Hidroponik |
Pekatan B
Masukkan 300 g kalium di-hidro fosfat, 170 g amonium sulfat, 160 g kalium sulfat, dan 670 g magnesium sulfat ke jeriken kapasitas 5 liter lalu tambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 5 liter. Kocok hingga larut. Pekatan B sebanyak 5 liter siap digunakan.
Untuk membuat larutan siap pakai, sediakan kontainer berkapasitas 1.000 liter dan isi dengan 990 liter air. Tuang 5 l pekatan A dalam kontainer lalu aduk. Kemudian tuang 5 l pekatan B dan aduk kembali hingga merata. Larutan pupuk A-B mix sebanyak 1.000 liter, dengan nilai EC (electro conductivity atau konsentrasi larutan hara) 2,3 mS/cm siap digunakan.
Apakah menanam sayuran secara hidroponik bisa menggunakan pupuk organik?
Tidak bisa. Hidroponik memakai nutrisi bahan kimia anorganik yang bersifat elektrolit. Bila nutrisi itu dimasukkan ke dalam air akan terurai menjadi kation(+) dan anion (-). Garam anorganik, kalium nitrat KNO3 misalnya, akan terurai menjadi kation kalium K+ dan anion nitrat NO3-. Akar tanaman bermuatan negatif. Oleh karena itu dengan mudah menyerap kation K+, karena muatannya berlawanan. Dengan energi yang besar, muatan listrik bulu-bulu akar dapat pula dirubah sekejab menjadi bermuatan positif, sehingga dapat menarik anion NO3- masuk ke dalam akar.
Sebaliknya dengan pupuk organik, biasanya limbah tumbuhan, bukanlah elektrolit dan tidak terurai menjadi kation dan anion sehingga tidak bisa terserap oleh tanaman. Ada yang mengatakan pupuk organik adalah elektrolit lemah, jadi bisa juga terurai menjadi kation dan anion. Namun, lemah sekali dan anionnya dengan 15—30 rantai karbon C. Jadi berukuran dan berbobot besar, tapi bermuatan listrik lemah sehingga tidak bisa bergerak menuju akar untuk diserap oleh akar tanaman.
Di lain pihak, kation dari pupuk organik sama dengan kation garam anorganik, berkisar sekitar kation unsur-unsur makro. Misalnya amonium NH4+, kalium K+, kalsium Ca++, magnesium Mg++. Kation unsur-unsur mikro adalah besi Fe++, mangan Mn++, tembaga Cu++, dan seng Zn++. Penyerapan kation pupuk anorganik maupun pupuk organik sama-sama lancar dan lincahnya. Anda sering mendengar nilai tukar kation, tetapi tidak akan pernah dengar nilai tukar anion. Itu karena anion pupuk organik besar ukuran dan bobotnya, sedangkan muatan listriknya lemah.
Namun, untuk budidaya sayuran di lahan atau tanah, anion pupuk organik yang sekian besar ukuran dan bobotnya itu menguntungkan sekali. Karena akan meremahkan tanah sehingga akar akan leluasa tumbuh memanjang dan bercabang, serta memperbaiki drainase dan aerasi tanah.
Sumber : Majalah Trubus